Minggu, 25 April 2010

Kereta Model dan Energi Listrik

Seorang pecinta kereta api model sudah pasti senang berlama-lama berada di depan layoutnya sambil mengatur perjalanan kereta api dan sistem signal serta wesel-weselnya. Kadang mereka berada seharian di depan panel kontrol dan sibuk mengawasi setiap perjalanan yang ada. Waktu berjam-jam dihabiskan oleh para penggila kereta api ini, bahkan beberapa hanya berhenti untuk buang air dan makan atau minum.

Baru-baru ini pemerintah Indonesia tercinta melalui presiden telah dengan semena-mena menaikan harga BBM yang tentu saja berimbas ke seluruh komponen harga lainnya, salah satunya kenaikan harga pemakaian listrik.

Listrik adalah sumber daya utama bagi pecinta kereta model untuk dapat menggerakan kereta-kereta kecil itu meliuk-liuk di pegunungan buatan.
Tanpa disadari, modeler sebenarnya telah menghabiskan banyak pasokan listrik untuk bermain kereta api.

Sebagai contoh: Seorang modeler memiliki ruang layout yang diterangi dengan 5 buah lampu hemat energi berdaya masing-masing 20 Watt, 1 AC dengan kapasitas 800 Watt dan tentu saja kereta model serta aksesorinya, anggap saja setiap item kereta model memakan daya 20 Watt DC dan semua berjumlah 15 item (loco, signal, wessel, lampu, dll).
Lama bermain kereta model rata-rata 5 jam.
Dengan hitungan kasar, akan diperoleh angka pemakaian sebesar 800 + (20 x 5) + (20 x 15) = 1.200 Watt!. Setara dengan kapasitas rumah sederhana.
Dengan rata-rata pemakaian selama 5 jam, maka akan diperoleh nilai pemakaian energi sebesar: 1,2 KW x 6 = 7.2 KWH.
Jika harga listrik PLN yang masih subsidi adalah sebesar 500 Rupiah per KWH, maka selama bermain, si modeler akan menguras kantong sebanyak 3.650 Rupiah, kali setiap hari main selama sebulan, dia harus mbayar ke PLN sebesar 109.512 Rupiah. (TDL yang baru berapa ya?).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar